Peduli Anak, Yayasan Amirah Gelar Sosialisasi Revolusi Mental

YAYASAN AMIRAH, Makassar – Persoalan pengasuhan anak di Indonesia harus mendapat perhatian bersama. Pasalnya, sebanyak 3,73 persen balita di Indonesia mendapatkan pengasuhan yang tidak layak. Data tersebut diungkapkan Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dr. Ulfah Mawardi, dalam kegiatan Sosialisasi Revolusi Mental bagi perempuan dan anak Indonesia, Rabu (23/12/2020).

Kegiatan yang digelar di Hotel Continent Adhyaksa, Kota Makassar, ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Amirah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Dalam kegiatan ini, hadir narasumber dari Kemenko PMK yang diwakili oleh Kepala Sub Bidang Pengembangan Nilai Budaya Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Alfian Nur Ahmad S.IP.

Ulfah Mawardi memaparkan berbagai perkembangan maupun persoalan perempuan dan anak di Indonesia yang kerap terjadi saat ini. Ia juga membeberkan sejumlah data yang diperoleh pihaknya terkait masalah anak, khususnya yang berusia di bawah lima tahun (Balita).

“Dalam kondisi sekarang ada anak lahir tanpa ayah dan ibu, ada yang lahir tanpa ayah, bahkan ada anak yang dibesarkan hanya dengan ayah saja. Itulah fakta sosial saat ini,” terangnya.

Oleh karenanya, Ulfah mendorong semua pihak untuk memberikan hak yang harusnya diterima oleh seluruh anak di Indonesia, termasuk balita.

“Hak itu antara lain hak sipil, hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, hak kesehatan dasar, hak pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, serta hak perlindungan khusus,” jelasnya.

Sementara itu, Alfian selaku pemateri dari perwakilan Kemenko PMK menjelaskan ada lima gerakan revolusi mental yakni pertama, Gerakan Indonesia Melayani yang memfokuskan peningkatan pelayanan publik untuk masyarakat, kedua, Gerakan Indonesia Bersih lebih berfokus pada perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga.

“Ketiga, Gerakan Indonesia Tertib memfokuskan pada perilaku tertib, keempat, Gerakan Indonesia Mandiri yang berfokus pada meningkatkan berbagai kemandirian dalam sektor kehidupan, dan kelima, Gerakan Indonesia Bersatu memfokuskan pada peningkatan perilaku yang mendukung kehidupan demokrasi pancasila,” ujar Alfian.

Ketua Yayasan Amirah, Musdalifah S.Pd, mengungkapkan bahwa Sosialisasi ini sengaja digelar pihaknya sebagai pembelajaran nilai-nilai revolusi mental pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia, khususnya di Kota Makassar.

“Nilai-nilai revolusi mental sangat diperlukan pada kondisi saat ini untuk mengatasi berbagai persoalan yang kerap dialami perempuan dan anak, termasuk kekerasan,” ujar Musdalifah.

“Bahkan terkadang ada hal-hal kecil yang tanpa kita sadari sebagai orang tua bahwa hal itu merupakan tindak kekerasan terhadap anak, contohnya saja membentak anak. Itu sudah merupakan kekerasan, tapi orang tua banyak yang tidak menyadari hal itu,” sambungnya.

Seharusnya, kata Musdalifah, orang tua bisa belajar bagaimana berbicara lembut kepada anak.

“Yang harus kita pikirkan itu bagaimana caranya berbicara lembut jika anak berbuat kesalahan. Mereka harus diberitahu dengan cara yang lembut,” tuturnya.

Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 100 peserta dari berbagai organisasi, yayasan maupun aktivis perempuan dan anak turut hadir dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *